Kamis, 27 November 2014



Menurut Cadburry Comite:Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para stakeholders umumnya.
Dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance pada intinya merupakan suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance bertujuan untuk mengatur hubungan –hubungan tersebut dan mencegah terjadinya kesalahan signifikan dalam strategi korporasi. Dengan pencegahan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
Good Corporate Governance merupakan salah satu kunci bagi perusahaan. Sebuah kunci sukses bagi perusahaan untuk tumbuh dan memperoleh tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan dalam bisnis global. Penerapan Corporate Governance yang tepat akan memberikan manfaat dan dampak yang baik bagi perusahaan termasuk didalamnya adalah kinerja perusahaan.
          Good corporate governance yang merupakan sebuah sistem yang mengatur, mengawasi dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder, menekankan pada dua konsep. Penekanan konsep yang pertama adalah pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
          Ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good corporate governance, (Kaen, 2003; Shaw, 2003) yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Dalam keempat komponen tersebut terkandung nilai-nilai yang akan meningkatkan penilaian publik akan perusahaan karena penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, tetapi juga dapat menjadi suatu penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
          Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
          Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:
1.  Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan mengenai perusahaan.
2.  Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban setiap organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3.  Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
          4.  Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
          5.  Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Menurut IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) terdapat 7 dimensi/ konsep penerapan Corporate Governance , yaitu:
1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan-sistem manajemen yang mendorong anggota perusahaan menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik
2. Tata kelola dewan komisaris-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan komisaris dalam membantu penyelenggaraantata kelola perusahaan yang baik
3.  Komite-komite fungsional-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota komite-komite fungsional dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
4. Dewan direksi-sistem manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik
5.  Transparansi dan Akuntabilitas- sistem manajemen yang mendorong adanya pengungkapan informasi yang relevan, akurat, dan dapat dipercaya, tepat waktu,jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan tentang kegiatan perusahaan
6. Perlakuan terhadap pemegang saham-sistem manajemen yang menjamin perlakuan yang setara terhadap pemegang saham dan calon pemegang saham
7. Peran pihak berkepentingan lainnya (stakeholders)- sistem manajemen yang dapat meningkatkan peran pihak berkepentingan lainnya.
Kurangnya perhatian dan penerapan akan Corporate Governance menyebabkan terjadinya krisis pada tahun 1997 yang cukup berkepanjangan di Indonesia. Krisis ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan politik serta menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara drastis. Disamping itu, banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan di pasar modal yang ditangani Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang menunjukkan rendahnya mutu praktik GCG di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, PT. Indofarma pada tahun 2004 melakukan praktik earning management dengan menyajikan overstated laba bersih senilai Rp 28,870 milyar, sebagai dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated. Skandal keuangan juga terjadi di negara maju, seperti di Amerika Serikat (AS), antara lain Enron, Merck, World Com.
Banyak pihak yang memberikan perhatian yang lebih terhadap Corporate Governance setelah mengalami krisis. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai Corporate Governance. Good Corporate Governance pada dasarnya jika diartikan secara luas merupakan suatu sistem yang dimulai dari input, proses, hingga menjadi output dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) yang diterapkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan pihak berkepentingan dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan dan dapat memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat di perbaiki dengan segera sehingga perusahaan tidak mengalami kegagalan.
Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini memegang peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional hariannya agar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan aturan yang ada. Dengan menerapkan dan melaksanakan Corporate Governance yang baik perusahaan mendapatkan langkah penting dalam membangun kepercayaan pasar dan mendorong arus investasi internasional menjadi lebih stabil dan bersifat jangka panjang. Jika kepercayaan pasar dapat dibentuk maka perusahaan dengan sendirinya akan mampu bersaing dalam era globalisasi ini dan going concern juga tidak diragukan lagi. Ini dapat terjadi karena dengan Corporate Governance yang baik dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

Penulis : Anggriani Nugraha 3203012024


 

Selasa, 25 November 2014

Apakah anda mengetahui mengenai AEC? Bagaimana caranya menghadapi AEC? Apakah Indonesia mampu menghadapi AEC dan siap menghadapi AEC di tahun 2015 mendatang? Sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu AEC, AEC adalah Asean Economic Community dimana seluruh anggota ASEAN dapat dipermudah dalam kegiatan ekspor maupun impor. Disini, tarif ekspor atau impor sudah tidak lagi diberlakukan. Hal ini mengharuskan seluruh anggota ASEAN untuk mempersiapkan. Hal yang paling kecil untuk kita persiapkan menghadapi AEC 2015 ini adalah pengetahuan kita mengenai bahasa internasional yaitu bahasa inggris. Rata-rata masyarakat Indonesia belum menguasai bahasa internasional tersebut, padahal dalam kegiatan transaksi diperlukan komunikasi antara penjual dan pembeli. Kenyataannya jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 240juta, sedikitnya hanya 2juta penduduk Indonesia yang mampu berbicara bahasa Inggris, padahal sudah selayaknya penduduk Indonesia. Hal ini termasuk penghambat persiapan negara Indonesia dalam menghadapi AEC 2015.
Sejauh ini Indonesia hanya melakukan sosialisasi mengenai AEC itupun tidak merata ke seluruh penduduk Indonesia. Bagaimana dengan penduduk Indonesia yang ada di pelosok? Apakah mereka sudah mengetahui tentang AEC? Apakah mereka sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi AEC? Kurangnya perhatian dari pemerintah pusat yang menjadikan alasan mereka untuk tidak mengetahui informasi-informasi yang penting. Menurut Website yang saya baca, AEC merupakan realisasi akhir dari integrasi ekonomi yang sesuai dengan visi ASEAN 2020.
AEC 2015 juga berguna untuk kemajuan internet, selain itu mempermudah adanya transaksi dengan dibebaskannya persyaratan ekspor/impor, selain itu kita dapat memperoleh informasi dari luar negri dengan cepat dan tepat tanpa ada jarak telekomunikasi. Namun AEC ini tidaklah berguna jika kita tidak bisa memanfaatkan sebaik mungkin. Bagaimana kita dapat memanfaatkan AEC jika masyarakat kita sendiri hanya sedikit yang mengetahuinya, rata-rata hanya mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi dan orang-orang yang berprofesi di bidang Ekonomi yang mengetahui dan mempersiapkan AEC, diluar itu? Mereka tidak peduli adanya AEC yang sangat bermanfaat bagi kemajuan perekonomian kita.
Dibalik manfaat dari AEC ada hal-hal yang perlu ditakuti oleh pengusaha-pengusaha retail di Indonesia. Dengan adanya kemudahan kita membeli produk-produk luar negri tanpa adanya tarif impor, mudah juga masyarakat luar negri untuk memasukkan produknya ke Indonesia dan kalahnya produk-produk dalam negri. Nyatanya, sebelum AEC diberlakukan, produk asing sudah menguasai dan berhasil mengalahkan produk-produk dalam negri. Sejauh ini, Indonesia perlu memperbaiki energi, listrik dan fasilitas lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak agar negara kita tidak kalah saing dengan negara anggota ASEAN lain yang memiliki energi, listrik, dan fasilitas lain yang lebih berkualitas dari negara kita.
Persiapan menghadapi AEC tidak hanya dilakukan oleh Kementrian Perdagangan Indonesia namun juga seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia perlu konsentrasi pada satu sektor yang dikuasai, patut dibanggakan Indonesia dan yang mampu bersaing dengan sektor-sektor lain di luar negri. Selama ini Indonesia belum memfokuskan pada satu sektor dan belum tahu sektor apa yang bisa dibanggakan.
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2013 menyebutkan bahwa postur tenaga kerja Indonesia adalah pekerja lulusan Sekolah Dasar (SD) kebawah berjumlah sebesar 52juta orang (46,93%) atau hampir setengah dari total pekerja sebesar 110,8juta orang. Kemudian pekerja lulusan SMP sebesar 20,5 juta sedangkan jika kita bandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya, kita masih belum mampu bersaing baik dari sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lainnya. Kurangnya pendidikan untuk penduduk Indonesia merupakan salah satu hambatan bagi Indonesia dalam menghadapi AEC. Hal ini merupakan titik lemah Indonesia dalam persaingan dengan dunia luar.
Oleh karena itu bisa kita simpulkan bahwa negara Indonesia belum siap menghadapi AEC, dari hal yang paling kecil sampai besar Indonesia belum siap menghadapi AEC. Perlunya sosialisasi, penyuluhan yang merata kepada seluruh penduduk Indonesia mengenai AEC adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.

Sumber :
www.hukumonline.com

Penulis : NetanyaGheaRestenda-3203013106

AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN



              Definisi dari Akuntansi manajemen adalah suatu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan atau informasi keuangan merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi.
               Pendapat lain Akuntansi manajemen dapat didefinisikan suatu proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut. Menurut R.A. Supriyono (1993) akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut : "Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu berfungsi menyajikan informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat dipakai oleh pihak eksternal maupun pihak internal untuk pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternatif”. Definisi di atas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan informasi keuangan tersebut digunakan oleh pihak internal untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif,
                Sedangkan organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan bersama. Peran Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan adalah  memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah ditanamkan. Di samping itu perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas. Oleh karena itu untuk mengoperasikan sebuah organisasi atau perusahaan yang kompleks dengan efisien dan efektif, maka manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi perusahaan. Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak diperkerjakan dll. Dalam hal ini dibutuhkan peran akuntansi manajemen sebagai suatu proses untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan – tujuan perusahaan.
                 Dalam penyusunan perencanaan ataupun pengambilan keputusan seorang manajer memerlukan informasi – informasi yang relevan untuk meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari perencanaan atau keputusan yang telah dibuat. Oleh karena itu seorang pengolah informasi atau akuntan harus dapat menyajikan informasi – informasi yang relevan dan berkualitas. Informasi yang disajikan dalam akuntansi manajemen ini merupakan informasi utama yang dimiliki perusahaan. Informasi ini sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin yang berisi suatu data, fakta, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu pengetahuan.” sehingga membuat manajemen terus berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi (perusahaan) diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut. Dengan adanya informasi yang actual dan terpercaya maka manajer dapat mengambil keputusan dengan lebih terarah dan efektif.
              Fungsi Sistem Infomasi Manajemen Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
  Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
  Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
  Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
  Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
  Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
  Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
  Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
  Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
  Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
  SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.       Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing
b.      Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan
             Jenis dan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan informasi yang utama yang dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungi perencanaan dan pengawasan. Menurut Mas'ud Macfoedz  1990 jenis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah:

1.Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information). Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh pemerintah. 2.Informasi Akuntansi Diferensial
 Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok, yaitu merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting ) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

       Adapun karakteristik informasi yang berkualitas:
 1. Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasiinformasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi itu
 2. Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen.Informasi yang relevan akan sangat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.
3. Akurat:Informasi yang akuratakanmenjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan manajemen.
 4. Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.

      Dengan adanya karaktristik Informasi dari informasi yang disajikan akuntansi manajemen diantaranya informasi itu akan bermanfaat untuk sebagai berikut :
 1. Dapat mengurangi ketidakpastian.
 2. Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik.
 3. Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal maupun eksternal.
 4. Membantu manajemen dalam penilaian kinerja.
5. Membantu perencanaan manajemen.
6. Memotivasi Manajemen.
            Disamping itu , manajemen dalam perusahaan dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu: manajemen atas(senior executive), manajemen menengah(middle management), dan manajemen bawah(operational level). Masing-masing tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda disesuaikan dengan kepentingannya.. Contoh : Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah .Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor . Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan sebagainya. Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan. Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya. Dari contoh diatas tampak jelas terlihat peran akuntansi manajemen pada organisasi atau perusahaan yaitu sebagai tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi yang disajikan untuk memenuhi keperluan para manajer dan pihak perusahaan lainnya dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi dalam prncapaian tujuan perusahaan.
             Kesimpulannya akuntansi manajemen diartikan sebagai berikut : "Akuntansi manajemen adalah proses identifIkasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi". Sedangkan organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan bersama. Dengan kata lain Akuntansi Manajemen dan Laporan Akuntansi menyajikan informasi yang terutama ditujukan untuk memberi gambaran kondisi financial dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dilain pihak para manajer harus menentukan tujuan perusahan, menjabarkan tujuan tersebut, mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk pencapaian, sesudah itu mengendalikan apa yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer tersebut, baik dalam pengambilan keputusan atau perencanaan serta pengawasan 1. Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) 2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information) 3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting ) Adapun karakteristik informasi yang berkualitas: 5. Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasiinformasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi itu 6. Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen.Informasi yang relevan akan sangat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. 7. Akurat:Informasi yang akuratakanmenjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan manajemen. 8. Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.

Daftar Pustaka Hariadi, Bambang, Akuntansi Manajemen, edisi 1. Yogyakarta : BPFE 2002 Machfoedz, Mas’ud, Akuntansi Manajemen, Jakarta : BPFE 2002 Samsryn, L.M, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers, 2002 Ray.

Penulis : Yuliane  Pawastika Verdianto (3203013003)