Tugas
Ujian Akhir Semester
“Peran
Telko di Financial Inclusion”
Sumber
: Majalah For Bizz 2014 (data-data) dan www.bankbi.com
Pengertian
e-money adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan
cara elektronik. Biasanya transaksi ini melibatkan penggunaan
jaringan computer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga
digital). Perkebangan teknologi dan informasi telah memberi dampak ke
berbagai bidang tak terkecuali di bidang sistem pembayaran, khususnya
sistem pembayaran ritel dengan munculnya instrument pembayaran yang
dikenal sebagai e-money. Penggunaan e-money sebagai alternatif alat
pembayaran non tunai di beberapa negara menunjukkan adanya potensi
yang cukup besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang
tunai, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro
sampai dengan ritel.
Manfaat
e-money dibandingkan uang tunai maupun pembayaran non tunai antara
lain : (1) lebih cepat dan nyaman dibandingkan uang tunai khususnya
untuk transaksi yang bernilai kecil, disebabkan nasabah tidak perlu
menyediakan uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang
kembalian. (2) waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
transaksi dengan e-money dapat dilakukan jauh lebih singkat
dibandingkan dengan transaksi kartu kredit atau debit. (3) elektronik
value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money dengan berbagai sarana
yang disediakan oleh issuer.
Bank
Indonesia (BI) merintis dua program penting terkait dengan sistem
pembayaran. Pertama, kesepakatan interkoneksi jaringan ATM milik tiga
operator switching
yang dilakukan di minggu pertama. Kedua, diberlakukannya
interoperabilitas uang elektronik(e-Money)
dari tiga perusahaan telekomunikasi pada minggu kedua.
Perjalanan
e-money di tanah air membuka lembaran baru. Tiga perusahaan telko
besar di Indonesia yang menyediakan layanan e-money,
yakni Telkomsel, Indosat, dan XL, sepakat mewujudkan
interoperabilitas e-money
atau layanaan pengiriman uang elektronik lintas operator. Sebelumnya,
pengguna e-money
perusahaan telko hanya bisa saling terhubung jika menggunakan satu
jaringan operator yang sama. Regulator sendiri menyebutkan
interoperabilitas ini sebagai inovasi yang memberi nilai tambah bagi
kemajuan industry sistem pembayaran.
E-money
hadir dalam dua format yakni (1) berbasis kartu yang diterbitkan
bank, seperti Flazz keluaran Bank BCA, e-Toll dari Bank Mandiri,
serta Brizzi dari Bank BRI dan (2) e-money berbasis server yang
diterbitkan lembaga nonbank, termasuk perusahaan telko. Hingga April
lalu, ada 16 penerbit e-money yang mendapatkan izin dari BI, dengan
rincian 8 dari bank dan 8 lembaga nonbank. Dari 8 penerbit e-money
nonbank, 4 diantaranya adalah perusahaan telko, yaitu Telkom dengan
produk e-money
Flexy Cash
dan i-Vas
Card,
Telkomsel (T-Cash),
XL Axiata(XL
Tunai), dan
Indosat(Dompetku).
Kesepakatan
interoperabilitas e-money
lintas operator telko membuat e-money
maju satu langkah dalam menggapai tujuan besarnya, yakni menciptakan
less cash
society.
Interoperabilitas e-money
telko membuat para pengguna T-Cash,
XL Tunai,
dan Dompetku
bisa saling berkirim uang kapan saja dan dimana saja. untuk
mencairkan uangnya, pengguna dapat melakukannya di agen mitra
perusahaan telko maupun agen bank yang ditunjuk.
Terwujudnya
interoperabilitas e-money
telko mempercepat jalannya program financial
inclusion
yang digalakkan p-emerintah. E-money
dapat menjangkau masyarakat yang belum berbank. Menurut riset pada
2012 jumlah penduduk Indonesia yang mengakses perbankan baru sekitar
64 juta setara 40% dari 160 juta usia produktif atau 20% dari
populasi. Makin besarnya peran perusahaan telko dalam financial
inclusion
tak lepas dari besarnya jumlah pengguna ponsel di Indonesia. Menurut
riset penetrasi ponsel di Indonesia sangat dalam, dengan jumlah
pelanggan 250 juta, melebihi populasi penduduk Indonesia saat ini
yang tercatat 240 juta jiwa.
Meski
interoperabilitas e-money
telko hanya diikuti tiga operator, jumlah penggunanya mewakili
mayoritas pengguna ponsel di Indonesia. Menurut BI, total pelanggan
dari tiga operator telko itu mencapai 230 juta, dengan jumlah uang
elektronik berbasis server yang telah diterbitkan perusahaan telko
mencapai 12 juta. Jumlah e-money
telko yang
beredar itu lebih sedikit daripada e-money
terbitan
bank.
E-money,
terutama yang berbasis pengguna ponsel, merupakan salah satu
instrumen pembayaran yang berpotensi banyak digunakan masyarakat pada
kemudian hari. Pasalnya, dengan e-money
ponsel masyarakat bisa mendapatkan akses yang lebih luas untuk
berhubungan dengan lembaga keuangan tanpa harus menjadi nasabah.
Selain itu, instrument e-money
dapat diperoleh di merchant-merchant
yang ditunjuk, tidak selalu harus melalui kantor bank atau perusahaan
telko yang menerbitkannya. Tak hanya untuk kirim uang, kedepan
e-money
ponsel diharapkan juga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran
pada transaksi ritel.
Penetrasi
e-money
sejauh ini memang belum sedalam alat pembayaran nontunai lain,
semisal alat pembayaran menggunakan kartu yang terdiri dari ATM dan
Kartu Kredit. Hal itu disebabkan juga e-money masih banyak digunakan
masyarakat menengah atas di perkotaan, yang umumnya sudah mengenal
bank dan terbiasa menggunakan yang plastik seperti ATM dan kartu
kredit. E-money belum banyak menyentuh masyarakat menengah bawah
terlebih yang ada di pelosok daerah.
Regulator
sendiri menyebutkan, sejauh ini masih ada sejumlah permasalahan yang
menghambat perkembangan e-money
seperti belum terciptanya standar industri e-money,
belum adanya interoperabilitas standar antar penerbit, serta belum
adanya paying hukum yang jelas bagi e-money,
selain peraturan yang diterbitkan BI khusus untuk interoperabilitas,
meski belum menyentuh semua penerbit e-money, perusahaan telko sudah
memulainya. Sayang, e-money
terbitan bank belum saling terkoneksi, begitu juga antara e-money
telko dan e-money
bank.
Meski
demikian, dalam beberapa tahun terakhir penggunaan e-money terus
menunjukkan pertumbuhan. Artinya, sebagian masyarakat mulai terbiasa
tak lagi menggunakan uang fisik dalam bertransaksi. Menurut data BI,
jumlah e-money yang beredar hingga April lalu tercatat 24,92 juta
instrument atau tumbuh 55,94% dari April 2012 yang sebanyak 15,98
juta. Kemudian, volume dan nilai transaksinya juga ikut mengalami
kenaikan, masing-masing tumbuh 70,18% dan 62,43% atau menjadi 42,11
juta transaksi dan Rp 806,27 miliar.
Jika
melihat jalinan koneksi antar penerbit e-money, perusahaan telko
sepertinya lebih maju ketimbang perbankan. Itu karena perusahaan
telko sudah mampu mewujudkan interoperabilitas uang elektronik,
sementara perbankan masih berjalan sendiri-sendiri. Belum
terhubungnya e-money
antar bank terkait juga dengan talik ulur kepentingan bisnis. Sebab,
bank-bank yang menerbitkan e-money memiliki pasarnya sendiri-sendiri,
yang melahirkan pendapatan non bunga lumayan besar. Lebih dari itu,
mereka juga telah mengucurkan investasi yang tak sedikit untuk
membangun infrastruktur sehingga agak sulit jika harus berbagi dengan
bank lain. Interoperabilitas e-money pada perbankan sebenarnya sangat
diharapkan BI. Agar e-money bank dapat segera terkoneksi, paling
tidak untuk e-money yang dipakai di jalan tol.
Bank
Mandiri bersedia berbagai bisnis e-money jalan tol dengan bank lain.
Jika pembukaan akses e-Toll Bank Mandiri kepada bank lain
terealisasi, tentu akan membuat e-money makin terkoneksi.
Ujung-ujungnya, masyarakat sebagai pengguna akan mendapatkan banyak
kemudahan dan pilihan dalam menggunakan e-money.
Ditambah
lagi dengan inovasi bentuk e-money yang makin fleksibel, tak melulu
berbentuk kartu, seperti gelang e-money yang baru saja diluncurkan
Bank Mandiri, membuat e-money yang menarik. Gelang e-money itu
memiliki fitur dan fungsi yang sama dengan kartu mandiri e-money.
Penggunaannya pun relative mudah, cukup mendekatkan gelang ke reader
pintu halte bus Transjakarta(busway), tol, parker, maupun yang
lainnya.
Gelang
e-money menjadi sesuatu yang baru dalam bentuk instrument e-money
untuk saat ini. Namun, melihat tren teknologi yang terus berkembang,
dalam 10 sampai dengan 20 tahun ke depan besar kemungknan akan muncul
inovasi-inovasi baru dari bentuk e-money. Misalnya, e-money berbentuk
kartu fitur dan teknologinya lebih canggih dibandingkan dengan kartu
e-money yang beredar saat ini. Menurut riset Corning, perusahaan yang
bergerak di bidang technology
support berbasis
high-technology
systems,
yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), e-money card ini dapat
dipakai setelah diaktifkan dengan proses identifikasi sidik jari dari
si pemilik. Setelah aktif barulah muncul menu dan tombol-tombol
virtual pada kartu.
Sinergi
yang baik dari penerbit dan hadirnya bentuk baru e-money diharapkan
dapat meningkatkan penetrasi uang elektronik. Melalui e-money,
terutama yang dibesut perusahaan telko, akses bagi masyarakat
terhadap produk keuangan semakin terbuka. Terlebih dengan adanya
e-money kita dapat lebih cepat dalam sistem pembayaran. Sehingga
dengan adanya e-money tersebut dapat memberikan efektivitas dalam
sistem pembayaran.
Penulis
: Yosephine Agnes (3203013121)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar