Senin, 24 November 2014

Indonesia sebagai Negara ASEAN Pertama yang Menggunakan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual



Dalam era perubahan dan mobilitas internasional yang demikian cepat ini maka semua aspek kehidupan akan dipengaruhi akuntansi dan keuangan. Memilih suatu sistem akuntansi dalam urusan bernegara bukanlah hal yang mudah bagi pemerintahan suatu negara. Terutama karena perekonomian menjadi pelaku utama penggerak segala aspek kehidupan dalam bernegara, seperti politik, sosial dan lainnya.
Baru-baru ini Indonesia berencana untuk mengubah sistem akuntansi yang semula berbasis kas menjadi akrual. Keputusan ini disampaikan oleh Direktur Jendral Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono saat konferensi pers di Gedung Dhanapala, Jakarta pada Jumat (12/9). Keputusan perubahan ini diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menarik perhatian calon investor.
Sistem akuntansi sendiri memiliki empat basis umum yang digunakan, yaitu basis kas, modifikasi kas, modifikasi akrual, dan akrual penuh. Indonesia sendiri menerapkan sistem akuntansi berbasis kas menuju akrual, maksudnya pada periode pelaporan diterapkan sistem akrual dengan basis kas sebagai proses utamanya. Hal ini telah diatur oleh Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah Pusat akan menerapkan akuntansi berbasis akrual. 
Pasal 12 dan 13 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa pendapatan dan belanja dalam APBN dicatat menggunakan basis akrual. Basis akrual diyakini dapat memberikan informasi keuangan yang lebih lengkap dibandingkan tiga basis lainnya, terutama untuk informasi piutang dan utang pemerintah. Selain itu, laporan keuangan berbasis akrual juga menyediakan informasi yang jelas dan terbuka mengenai perjalanan uang yang menjadi hak dan kewajiban rakyat Indonesia.
Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005):
1. Mendukung manajemen kinerja.
2. Menfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik.
3. Memperbaiki pengertian akan biaya program.
4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya.
5. Meningkatkan pelaporan keuangan.
6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementrian Keuangan dalam situs resminya menyebutkan mengenai dua pilar utama dari basis akrual adalah pengakuan pendapatan dan pengakuan biaya atau beban. Pengakuan pendapatan yang dimaksud adalah hak pemerintah untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah. Didalamnya muncul perkiraan piutang tak tertagih karena penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima. Sedangkan pengakuan biaya atau beban dilakukan saat kewajiban membayar telah dilakukan. Disinilah muncul biaya/beban meski biaya tersebut belum dibayar.
Mengamini segala kelebihan yang diutarakan sebelumnya, Kementrian Keuangan menjelaskan beberapa poin kelebihan sistem akuntansi berbasis akrual dibandingkan berbasis kas. Diantaranya adalah menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik karena penggunaan sumber daya dapat diketahui secara detail; penilaian kinerja pemerintah yang akurat atas dasar keuangan yang sehat; dapat menyajikan nilai aset, kewajiban dan ekuitas yang lebih baik; dan masih banyak lagi.
Bagai dua sisi mata uang, sistem akuntansi berbasis akrual ini juga memiliki sisi negatif. Terutama terkait dengan sistemnya yang masih seumur jagung di negara ini (berbeda dengan negara lain seperti New Zealand). Demi mendapatkan hasil yang transparan, diperlukan sumber daya manusia yang kredibel dan ahli dalam bidangnya. Terutama karena semua urusan keuangan negara harus tercatatkan secara terperinci.
Sistem komputerisasi menjadi salah satu jawaban atas permasalahan keuangan yang detail, namun tak dapat dipungkiri bahwa sistem ini akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sosialisasi yang merata dan menyeluruh diperlukan untuk menghindari human error. Belum lagi jika ada pihak yang melawan adanya perubahan ke sistem baru dan memperlambat sosialisasi sistem yang baru.
Menurut saya, perubahan sistem yang lebih transparan ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya korupsi yang kerap muncul di Indonesia. Sehingga anggaran pemerintah untuk warga miskin, bahan bakar bersubsidi, sembako, dan hal-hal lainnya dapat terpantau dengan baik. Apakah semua janji yang ditawarkan oleh pelaku pemerintahan telah sesuai dengan kenyataannya dan sejauh mana telah berjalan. Lebih dari mengurangi korupsi, dari sistem akuntansi berbasis akual ini dapat digunakan sebagai pertimbangan kemampuan keuangan negara dan efektifitas kebijakan pemerintahan.
Sebagai persiapan, pemerintah perlu menyiapkan beberapa hal seperti: pembuatan modul atau buku pembimbing untuk semua akuntan dan calon akuntan mengenai sistem akuntansi berbasis akrual; melakukan percobaan sistem pada daerah atau regional tertentu; melakukan evaluasi terhadap sistem yang di jalankan; sosialisasi dengan melibatkan peserta sosialisasi secara aktif, dan melakukan uji coba sebelum melaksanakan sistem secara total.
Sumber :
1.     http://www.scribd.com/doc/238688571/Pengaruh-Penggunaan-Standar-Akuntansi-Pemerintahan-Basis-Akrual-terhadap-Laporan-Realisasi-Anggaran-Laporan-Operasional-Neraca-Laporan-Arus-Kas-da (Online), diakses 24 November 2014
2.      Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan

Penulis: Cintya (3203013114)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar