Pendahuluan
Dewasa
ini dalam berbisnis ada hal yang menjadi perhatian untuk memenangkan persaingan
bisnis yaitu continuous improvement
(CI). Berbagai teknik akutansi manajemen yang membantu bisnis mengarah pada
pencapaian CI telah banyak di kembangkan dan di terapkan oleh banyak perusahaan
dan organisasi.Teknik-teknik akutansi yang menjadi tren di era bisnis sekarang
adalah lean manufacturing yang telah
berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Penerapan
lean manufacturing dapat memicu
kebutuhan akan penggunaan lean accounting,
karena metode akutansi tradisional tidak dapat memenuhi dan mengakomodir
kebutuhan informasi keuangan bagi industri yang berdasarkan sistem lean. Lean accounting telah berkembang
dalam beberapa tahun terakhir untuk memberikan akuntansi, kontrol, dan
metode pengukuran mendukung lean
manufacturing dan lean thinking aplikasi
seperti kesehatan, konstruksi, asuransi, perbankan,
pendidikan, pemerintah, dan industri lainnya. Dalam lean accounting terdapat dua konsep utama yang cukup penting.
Pertama, lean accounting merupakan
penerapan lean methods ke dalam proses pengendalian, pengukuran dan proses
akutansi pada proses kinerja sebuah perusahaan. Yang kedua, dalam penerapan lean accounting tersebut, yaitu perubaan dalam proses
pengendalian, pengukuran dan akutansi harus dilakukan secara mendasar. Artikel
ini membahas mengenai penerapan lean accounting yang diorganisasikan sebagai
berikut. Pertama, penerapan lean
accounting dalam pelaporan keuangan perusahaan, dan penentuan value-stream cost.
Pembahasan
Definisi
Lean accounting
adalah tipe akuntansi yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan yang telah
menerapkan teknik lean manufaktur. Akuntansi
biaya tradisional tidak selalu akurat mencerminkan positif dan upaya
penghematan biaya yang menyediakan sistem lean.
Lean accounting merupakan suatu
pendekatan yang dirancang untuk mendukung dan mendorong penerapan lean
manufacturing. Lean manufacturing
dapat mencangkup semua konsep dan teknik yang bertujuan untuk menyederhanakan
bisnis sampai pada kegiatan-kegiatan yang esensisal saja yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan menguntungkan
(Brosnahan, 2008). Selanjutnya Guan et al,. (2009) menyatakan bahwa terdapat
dua tujuan utama lean manufacturing,
yaitu mengeliminasi item-item yang tidak bernilai tambah dan menciptakan nilai
bagi pelanggan. Fokus lean manufacturing meliputi nilai pelanggan, value stream, aliran produksi, demand-pull dan kesempurnaan.
Keunggulan
Keunggulan
dari lean accounting ialah dapat
mengukur keuntungan positif melalui memulai alternatif lean dengan cara-cara seperti menurunkan persediaan, mengurangi
waktu siklus, atau meningkatkan produksi lantai dan moral sehingga peningkatan
kapasitas secara keseluruhan. Lean
accounting bekerja untuk memotivasi perusahaan untuk terus mempromosikan
inisiatif bersandar mereka, daripada memberikan nomor yang tidak selalu
merupakan refleksi akurat dari profitabilitas perusahaan seperti halnya dengan
mencoba memenuhi kuota mesin efisiensi dengan menghasilkan kelimpahan
persediaan yang tidak diperlukan. Lean
accounting berbeda karena lima prinsip pemikiran berikut ini:
1. Menspesifikasikan
nilai tiap produk secara tepat.
2. Mengidentifikasi
“arus nilai” untuk tiap produk.
3. Menciptakan
arus nilai tanpa gangguan.
4. Memungkinkan
pelanggan menciptakan nilai dari produsen.
5. Mengejar
kesempurnaan.
Menurut
Maskell dan Baggaley (2006), dalam mendukung lean manufacturing, lean accounting mempunyai beberapa visi sebagai
berikut. Pertama, lean accounting menyediakan
informasi yang akurat, tepat waktu, dan mudah dipahami untuk memotivasi
transformasi falsafah lean ke seluruh
bagian perusahaan dan dalam rangka pengambilan keputusan yang bertujuan
meningkatkan nilai bagi pelanggan, pertumbuhan, profitabilitas, dan arus kas.
Kedua, lean accounting mengeliminasi
kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah dengan tetap memperhatankan
pengendalian finansial menyeluruh. Ketiga, lean
accounting patuh pada prinsip-prinsip akutansi berterima umum, regulasi
pelaporan ekstern dan persyaratan pelaporan intern. Terkahir, lean accounting mendukung lean culture dengan mendorong investasi
pada sumber daya manusia, menyediakan informasi yang relevan dan actionable,
serta memberdayakan continuous
improvement (CI) pada setiap tingkatan dalam organisasi dan perusahaan.
Penerapan lean manufacturing dan lean
accounting
Sukses
penerapan lean manufacturing dimulai oleh Toyota dengan menggunakan pendekatan
‘Kaizen Blitz’. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan teknik-teknik yang telah teruji-coba dengan tujuan
mewujudkan proses perbaikan nyata dan berkelanjutan (Radnor, et al., 2006).
Penerapan lean manufacturing dari model yang diterapkan oleh telah
mengubah struktur dan prosedur praktik manajemen biaya di banyak perusahaan. Sistem manajemen biaya
tradisional tidak dapat diterapkan dengan baik dalam lingkungan lean manufacturing. Standar akuntansi
biaya hanya tidak cocok dengan sistem lean
manufacturing. Laporan akuntansi biaya tradisional telah dikembangkan untuk
menyajikan pandangan yang akurat perusahaan untuk orang luar, terutama pemegang
saham yang memiliki hak untuk mengetahui nomor keras bagaimana investasi mereka
dalam perusahaan sedang digunakan secara baik. Tujuan mereka tidak untuk
membantu manajer menjalankan operasi mereka lebih baik. Lean konsep akuntansi yang lebih baik menangkap kinerja operasi
lean pabrik, dan bukan menunjukkan laporan keuangan miring itu hanya untuk
menunjukkan saja.
Seperti
halnya pelaksanaan perubahan dalam cara tradisional, operasi menerapkan
akuntansi yang bersandar akan memerlukan dedikasi manajemen serta orang-orang
akuntan yang akan memiliki tanggung jawab melakukan pekerjaan mereka dengan
cara yang baru. Sebagian besar perusahaan yang memilih untuk menerapkan lean accounting juga akan terus
melengkapi laporan keuangan mereka bersandar dengan laporan akuntansi
tradisional, terutama jika perusahaan publik diselenggarakan dan ada permintaan
untuk membebaskan dokumen-dokumen keuangan. Tentu lean accounting adalah sebuah proses yang tidak akan terjadi
semalam. Ketika ditanya, akuntan yang telah berhasil mengintegrasikan kedua
jenis laporan keuangan mengatakan bahwa mereka yang paling efektif mampu
melakukannya melalui membuat laporan keuangan paralel.
Menerapkan prinsip-prinsip lean accounting tidak harus berarti menciptakan cara yang sama sekali baru menyeimbangkan buku. Kebanyakan petugas keuangan menemukan informasi biaya yang mereka butuhkan untuk menyiapkan laporan keuangan lean sudah tersedia dalam sistem akuntansi perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan yang ingin menjadi lebih matang dengan lean thinking dan lean metode, mereka mengakui bahwa metode gabungan lean accounting sebenarnya menciptakan Lean Management System (LMS) yang dirancang untuk memberikan perencanaan, operasional dan laporan keuangan, dan motivasi untuk perubahan yang diperlukan untuk kemakmuran perusahaan.
Menerapkan prinsip-prinsip lean accounting tidak harus berarti menciptakan cara yang sama sekali baru menyeimbangkan buku. Kebanyakan petugas keuangan menemukan informasi biaya yang mereka butuhkan untuk menyiapkan laporan keuangan lean sudah tersedia dalam sistem akuntansi perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan yang ingin menjadi lebih matang dengan lean thinking dan lean metode, mereka mengakui bahwa metode gabungan lean accounting sebenarnya menciptakan Lean Management System (LMS) yang dirancang untuk memberikan perencanaan, operasional dan laporan keuangan, dan motivasi untuk perubahan yang diperlukan untuk kemakmuran perusahaan.
Aplikasi Lean Accounting
Dalam
mengaplikasikan konsep lean dalam
akutansi tidak diperlukan lagi metode-metode akutansi manajemen tradisional, seperti
standart costing, activity-based costing, analisis
selisih, penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, sistem pengendalian
transaksi yang kompleks, dan pelaporan keuangan yang membingungkan dan tidak
tepat waktu. Metode-metode akutansi tersebut digantikan dengan teknik-teknik
seperti berikut: penentuan harga pokok berdasarkan beban langsung value
streams; dan pelaporan keuangan yang tepat waktu dengan bahasa sederhana yang
dapat dipahami oleh semua anggota maupun divisi pada perusahaan ataupun dalam
organisasi. Teknik-teknik lain yang diterapkan lean accounting adalah berfoskus pada pengukuran kinerja, ringkasan
sederhana biaya langsung, pengambilan keputusan dan pelaporan menggunakan kotak
skor, radikal penyerderhana dan penghapusan sistem kontrol transaksi,
menghilangkan penganggaran tradisional melalui penjualan bulanan, operasional,
dan proses perencanaan keuangan (SOFP).
Value
Stream
Value Stream
(VS) merupakan salah satu elemen kunci dari lean
dan metodologi Lean Six Sigma. Tanpa
informasi yang memadai tentang VS untuk operasi bisnis yang spesifik,
menerapkan perbaikan dan peningkatan efisiensi akan tidak optimal. VS untuk
proses bisnis adalah serangkaian langkah-langkah yang terjadi untuk menyediakan
produk, jasa atau pengalaman keinginan pelanggan. Jadi langkah-langkah yang
tidak menambah nilai, dimana proses tersebut tidak memberikan kontribusi
terhadap kebutuhan pelanggan, bukan bagian dari VS. Analisis VS memungkinkan
pemborosan dapat diidenifikasikan dan dihapus, dengan demikian lean manufacturing dapat waktu tunggu dan waktu perindahan serta
memungkinkan dilakukannya produksi dalam jumlah minimum dengan berbagai variasi
produk.
Terdapat
tiga jenis VS, yaitu penyelesaian pesanan (order
fulfillment), produk baru, dan marketing.
VS penyelesaian pesanan berfokus pada penyediaan produk yang ada saat ini pada
pelanggan pada saat ini juga. Kegiatan-kegiatannya meliputi penerimaan pesanan,
perpindahan, pengubahan bahan baku menjadi produk barang jadi, hingga produk
sampai ke tangan pelanggan. VS produk baru berfokus pada pengembangan produk
baru untuk pelanggan baru, sedangkan VS marketing berfokus pada penyediaan
produk yang ada saat ini kepada pelanggan baru. Lean accounting melaporkan biaya dan laba dengan menggunakan VS costing systems, yang berisi ringkasan
sederhana mengenai biaya langsung dari VS tersebut. Biaya VS dikumpulkan setiap
minggu dengan sangat sedikit atau bahkan dengan tanpa alokasi overhead, karena
semua biaya yang dilaporkan merupakan biaya langsung, sehingga perhitungan
untuk harga pokok akan produk akan menjadi lebih akurat. Hasilnya adalah
informasi keuangan yang mudah dipahamu oleh semua orang yang bekerja dalam VS
tesebut sehingga keputusan yang didasarkan pada informasi itu juga menjadi
lebih baik, dan terdapat akuntabilitas yang jelas atas biaya dan profitabilitas
VS tersebut.
VS
costing system mempunyai beberapa
kelemahan. Penugasan karyawan secara ekslusif pada satu VS saja mungkin akan
sulit dilakukan oleh karyawan tersebut. Beberapa karyawan dapat saja bekerja
pada lebih dari satu VS, maka pembebanan biayanyapun harus dibagi sesuai dengan
proporsi waktu yang dihabiskan oleh karyawan dalam VS tertentu. Selain itu,
tetap ada orang-orang yang berada di luar VS, seperti manajer pabrik, sehingga
biayanya harus dialokasikan ke seluruh VS yang menikmati jasanya. Kelemahan
lain dari VS adalah tidak praktikal jika VS diterapkan pada semua jenis produk
yang diproduksi oleh perusahaan. Biasanya penerapan VS adalah pada suatu
kelompok produk.
Penerapan lean accounting dalam pelaporan keuangan
Dalam
lean accounting pengumpulan
pendapatan dan beban dilakukan berdasarkan Value
Stream Costing (VSC). Pada umumnya, laporan laba rugi VS diibuat secara
mingguan oleh stream manajer untuk
mengendalikan dan mengurangi biaya. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa
VS penghasil pendapatan, VS produk baru, kelompok orang yang mendukung VS,
namun tidak berada di dalam VS, seperti manajer pabrik, staf personalia,
manajer divisi, staf pada sistem teknologi informasi dan lain-lain. Biasanya
biaya untuk staf pendukung relatif kecil dibandingkan biaya VS.
Untuk
pelaporan ekstern, laporan laba rugi VS digabungkan dengan biaya staf pendukung
yang kemudian menghasilkan laporan keuangan divisi. Kadang kala beberapa
penyesuaian diperlukan untuk menjadikan laporan keuangan ini sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi Berterima Umum
(PABU). Salah satu aspek
pengendalian finansial adalah evaluasi terhadap persediaan. Jadi pelaporan
keuangan untuk pihak ekstern dengan menggunakan lean accounting telah sesuai dengan PABU, bahkan dengan International Accounting Standarts (IAS). Ketika sebuah metode akutansi
tradisioanl diubah menjadi lean
accounting, tidak akan ada perubahan akutansi karena pelaporan akutansi
dengan lean accounting juga berbasis
akrual, sesuai dengan yang disyaratkan oleh PABU. Bahkan semua yang dilaporkan lean accounting adalah biaya aktual, sedangkan akutansi tradisional
menggunakan biaya standar yang masih harus disesuaikan menjadi biaya aktual
untuk pelaporan ekstern.
Kesimpulan
Continuous improvement
(CI) yang telah menjadi fokus bisnis masa kini mendorong berkembangnya tekni
pemanufakturan maju. Industri yang telah menerapkan lean manufacturing mempunyai dua tujuan utama, yaitu menghilangkan
pemborosan dan menciptakan nilai bagi pelanggan serta mengembangkan teknik
pemanufakturan yang diikuti juga dengan perkembangan lean accounting.
Lean accounting
merupakan sebuah pendekatan yang khusus dirancang untuk mendukung dan mendorong
penerapan lean manufacturing. Lean accounting
menyajikan informasi biaya yang lebih aktual, karena unsur alokasi telah
diminimalisasikan akibat digunakannya metode value stream (VS) dalam menentukan cost. Dari sisi kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak
ekstern, lean accounting juga tetap
menjaga kesesuaian dengan PABU dan IAS.
Daftar
Pustaka
Penulis : Christopher Lie (3203013069)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar