Minggu, 23 November 2014

Lean Accounting: Alternatif Akutansi dalam Bisnis dan Industri Manufaktur



Pendahuluan
Dewasa ini dalam berbisnis ada hal yang menjadi perhatian untuk memenangkan persaingan bisnis yaitu continuous improvement (CI). Berbagai teknik akutansi manajemen yang membantu bisnis mengarah pada pencapaian CI telah banyak di kembangkan dan di terapkan oleh banyak perusahaan dan organisasi.Teknik-teknik akutansi yang menjadi tren di era bisnis sekarang adalah lean manufacturing yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Penerapan lean manufacturing dapat memicu kebutuhan akan penggunaan lean accounting, karena metode akutansi tradisional tidak dapat memenuhi dan mengakomodir kebutuhan informasi keuangan bagi industri yang berdasarkan sistem lean. Lean accounting telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir untuk memberikan akuntansi, kontrol, dan metode pengukuran mendukung lean manufacturing dan lean thinking aplikasi seperti kesehatan, konstruksi, asuransi, perbankan, pendidikan, pemerintah, dan industri lainnya. Dalam lean accounting terdapat dua konsep utama yang cukup penting. Pertama, lean accounting merupakan penerapan lean methods ke dalam proses pengendalian, pengukuran dan proses akutansi pada proses kinerja sebuah perusahaan. Yang kedua, dalam penerapan lean accounting  tersebut, yaitu perubaan dalam proses pengendalian, pengukuran dan akutansi harus dilakukan secara mendasar. Artikel ini membahas mengenai penerapan lean accounting yang diorganisasikan sebagai berikut. Pertama, penerapan lean accounting dalam pelaporan keuangan perusahaan, dan penentuan value-stream cost.
Pembahasan
Definisi
Lean accounting adalah tipe akuntansi yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan teknik lean manufaktur. Akuntansi biaya tradisional tidak selalu akurat mencerminkan positif dan upaya penghematan biaya yang menyediakan sistem lean. Lean accounting merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mendukung dan mendorong penerapan lean manufacturing. Lean manufacturing dapat mencangkup semua konsep dan teknik yang bertujuan untuk menyederhanakan bisnis sampai pada kegiatan-kegiatan yang esensisal saja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan menguntungkan (Brosnahan, 2008). Selanjutnya Guan et al,. (2009) menyatakan bahwa terdapat dua tujuan utama lean manufacturing, yaitu mengeliminasi item-item yang tidak bernilai tambah dan menciptakan nilai bagi pelanggan. Fokus lean  manufacturing meliputi nilai pelanggan, value stream, aliran produksi, demand-pull dan kesempurnaan.
Keunggulan
Keunggulan dari lean accounting ialah dapat mengukur keuntungan positif melalui memulai alternatif lean dengan cara-cara seperti menurunkan persediaan, mengurangi waktu siklus, atau meningkatkan produksi lantai dan moral sehingga peningkatan kapasitas secara keseluruhan. Lean accounting bekerja untuk memotivasi perusahaan untuk terus mempromosikan inisiatif bersandar mereka, daripada memberikan nomor yang tidak selalu merupakan refleksi akurat dari profitabilitas perusahaan seperti halnya dengan mencoba memenuhi kuota mesin efisiensi dengan menghasilkan kelimpahan persediaan yang tidak diperlukan. Lean accounting berbeda karena lima prinsip pemikiran berikut ini:
       1.     Menspesifikasikan nilai tiap produk secara tepat.
       2.    Mengidentifikasi “arus nilai” untuk tiap produk.
       3.    Menciptakan arus nilai tanpa gangguan.
       4.    Memungkinkan pelanggan menciptakan nilai dari produsen.
       5.    Mengejar kesempurnaan.
Menurut Maskell dan Baggaley (2006), dalam mendukung lean manufacturing, lean accounting mempunyai beberapa visi sebagai berikut. Pertama, lean accounting menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu, dan mudah dipahami untuk memotivasi transformasi falsafah lean ke seluruh bagian perusahaan dan dalam rangka pengambilan keputusan yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan, pertumbuhan, profitabilitas, dan arus kas. Kedua, lean accounting mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah dengan tetap memperhatankan pengendalian finansial menyeluruh. Ketiga, lean accounting patuh pada prinsip-prinsip akutansi berterima umum, regulasi pelaporan ekstern dan persyaratan pelaporan intern. Terkahir, lean accounting mendukung lean culture dengan mendorong investasi pada sumber daya manusia, menyediakan informasi yang relevan dan actionable, serta memberdayakan continuous improvement (CI) pada setiap tingkatan dalam organisasi dan perusahaan.
Penerapan lean manufacturing dan lean accounting
Sukses penerapan lean manufacturing dimulai oleh Toyota dengan menggunakan pendekatan ‘Kaizen Blitz’. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik yang telah teruji-coba dengan tujuan mewujudkan proses perbaikan nyata dan berkelanjutan (Radnor, et al., 2006). Penerapan lean manufacturing  dari model yang diterapkan oleh  telah  mengubah struktur dan prosedur praktik manajemen biaya  di banyak perusahaan. Sistem manajemen biaya tradisional tidak dapat diterapkan dengan baik dalam lingkungan lean manufacturing. Standar akuntansi biaya hanya tidak cocok dengan sistem lean manufacturing. Laporan akuntansi biaya tradisional telah dikembangkan untuk menyajikan pandangan yang akurat perusahaan untuk orang luar, terutama pemegang saham yang memiliki hak untuk mengetahui nomor keras bagaimana investasi mereka dalam perusahaan sedang digunakan secara baik. Tujuan mereka tidak untuk membantu manajer menjalankan operasi mereka lebih baik. Lean konsep akuntansi yang lebih baik menangkap kinerja operasi lean pabrik, dan bukan menunjukkan laporan keuangan miring itu hanya untuk menunjukkan saja.
Seperti halnya pelaksanaan perubahan dalam cara tradisional, operasi menerapkan akuntansi yang bersandar akan memerlukan dedikasi manajemen serta orang-orang akuntan yang akan memiliki tanggung jawab melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang baru. Sebagian besar perusahaan yang memilih untuk menerapkan lean accounting juga akan terus melengkapi laporan keuangan mereka bersandar dengan laporan akuntansi tradisional, terutama jika perusahaan publik diselenggarakan dan ada permintaan untuk membebaskan dokumen-dokumen keuangan.  Tentu lean accounting adalah sebuah proses yang tidak akan terjadi semalam. Ketika ditanya, akuntan yang telah berhasil mengintegrasikan kedua jenis laporan keuangan mengatakan bahwa mereka yang paling efektif mampu melakukannya melalui membuat laporan keuangan paralel.
Menerapkan prinsip-prinsip lean accounting tidak harus berarti menciptakan cara yang sama sekali baru menyeimbangkan buku. Kebanyakan petugas keuangan menemukan informasi biaya yang mereka butuhkan untuk menyiapkan laporan keuangan lean sudah tersedia dalam sistem akuntansi perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan yang ingin menjadi lebih matang dengan lean thinking dan lean metode, mereka mengakui bahwa metode gabungan lean accounting sebenarnya menciptakan Lean Management System (LMS) yang dirancang untuk memberikan perencanaan, operasional dan laporan keuangan, dan motivasi untuk perubahan yang diperlukan untuk kemakmuran perusahaan.
Aplikasi Lean Accounting
Dalam mengaplikasikan konsep lean dalam akutansi tidak diperlukan lagi metode-metode akutansi manajemen tradisional, seperti standart costing, activity-based costing, analisis selisih, penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, sistem pengendalian transaksi yang kompleks, dan pelaporan keuangan yang membingungkan dan tidak tepat waktu. Metode-metode akutansi tersebut digantikan dengan teknik-teknik seperti berikut: penentuan harga pokok berdasarkan beban langsung value streams; dan pelaporan keuangan yang tepat waktu dengan bahasa sederhana yang dapat dipahami oleh semua anggota maupun divisi pada perusahaan ataupun dalam organisasi. Teknik-teknik lain yang diterapkan lean accounting adalah berfoskus pada pengukuran kinerja, ringkasan sederhana biaya langsung, pengambilan keputusan dan pelaporan menggunakan kotak skor, radikal penyerderhana dan penghapusan sistem kontrol transaksi, menghilangkan penganggaran tradisional melalui penjualan bulanan, operasional, dan proses perencanaan keuangan (SOFP).
Value Stream
Value Stream (VS) merupakan salah satu elemen kunci dari lean dan metodologi Lean Six Sigma. Tanpa informasi yang memadai tentang VS untuk operasi bisnis yang spesifik, menerapkan perbaikan dan peningkatan efisiensi akan tidak optimal. VS untuk proses bisnis adalah serangkaian langkah-langkah yang terjadi untuk menyediakan produk, jasa atau pengalaman keinginan pelanggan. Jadi langkah-langkah yang tidak menambah nilai, dimana proses tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan pelanggan, bukan bagian dari VS. Analisis VS memungkinkan pemborosan dapat diidenifikasikan dan dihapus, dengan demikian lean manufacturing  dapat waktu tunggu dan waktu perindahan serta memungkinkan dilakukannya produksi dalam jumlah minimum dengan berbagai variasi produk.
Terdapat tiga jenis VS, yaitu penyelesaian pesanan (order fulfillment), produk baru, dan marketing. VS penyelesaian pesanan berfokus pada penyediaan produk yang ada saat ini pada pelanggan pada saat ini juga. Kegiatan-kegiatannya meliputi penerimaan pesanan, perpindahan, pengubahan bahan baku menjadi produk barang jadi, hingga produk sampai ke tangan pelanggan. VS produk baru berfokus pada pengembangan produk baru untuk pelanggan baru, sedangkan VS marketing berfokus pada penyediaan produk yang ada saat ini kepada pelanggan baru. Lean accounting melaporkan biaya dan laba dengan menggunakan VS costing systems, yang berisi ringkasan sederhana mengenai biaya langsung dari VS tersebut. Biaya VS dikumpulkan setiap minggu dengan sangat sedikit atau bahkan dengan tanpa alokasi overhead, karena semua biaya yang dilaporkan merupakan biaya langsung, sehingga perhitungan untuk harga pokok akan produk akan menjadi lebih akurat. Hasilnya adalah informasi keuangan yang mudah dipahamu oleh semua orang yang bekerja dalam VS tesebut sehingga keputusan yang didasarkan pada informasi itu juga menjadi lebih baik, dan terdapat akuntabilitas yang jelas atas biaya dan profitabilitas VS tersebut.
VS costing system mempunyai beberapa kelemahan. Penugasan karyawan secara ekslusif pada satu VS saja mungkin akan sulit dilakukan oleh karyawan tersebut. Beberapa karyawan dapat saja bekerja pada lebih dari satu VS, maka pembebanan biayanyapun harus dibagi sesuai dengan proporsi waktu yang dihabiskan oleh karyawan dalam VS tertentu. Selain itu, tetap ada orang-orang yang berada di luar VS, seperti manajer pabrik, sehingga biayanya harus dialokasikan ke seluruh VS yang menikmati jasanya. Kelemahan lain dari VS adalah tidak praktikal jika VS diterapkan pada semua jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan. Biasanya penerapan VS adalah pada suatu kelompok produk.
Penerapan lean accounting dalam pelaporan keuangan
Dalam lean accounting pengumpulan pendapatan dan beban dilakukan berdasarkan Value Stream Costing (VSC). Pada umumnya, laporan laba rugi VS diibuat secara mingguan oleh stream manajer untuk mengendalikan dan mengurangi biaya. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa VS penghasil pendapatan, VS produk baru, kelompok orang yang mendukung VS, namun tidak berada di dalam VS, seperti manajer pabrik, staf personalia, manajer divisi, staf pada sistem teknologi informasi dan lain-lain. Biasanya biaya untuk staf pendukung relatif kecil dibandingkan biaya VS.
Untuk pelaporan ekstern, laporan laba rugi VS digabungkan dengan biaya staf pendukung yang kemudian menghasilkan laporan keuangan divisi. Kadang kala beberapa penyesuaian diperlukan untuk menjadikan laporan keuangan ini sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi Berterima Umum (PABU). Salah satu aspek pengendalian finansial adalah evaluasi terhadap persediaan. Jadi pelaporan keuangan untuk pihak ekstern dengan menggunakan lean accounting telah sesuai dengan PABU, bahkan dengan International Accounting Standarts (IAS). Ketika sebuah metode akutansi tradisioanl diubah menjadi lean accounting, tidak akan ada perubahan akutansi karena pelaporan akutansi dengan lean accounting juga berbasis akrual, sesuai dengan yang disyaratkan oleh PABU. Bahkan semua yang dilaporkan lean accounting adalah biaya aktual, sedangkan akutansi tradisional menggunakan biaya standar yang masih harus disesuaikan menjadi biaya aktual untuk pelaporan ekstern.
Kesimpulan
Continuous improvement (CI) yang telah menjadi fokus bisnis masa kini mendorong berkembangnya tekni pemanufakturan maju. Industri yang telah menerapkan lean manufacturing mempunyai dua tujuan utama, yaitu menghilangkan pemborosan dan menciptakan nilai bagi pelanggan serta mengembangkan teknik pemanufakturan yang diikuti juga dengan perkembangan lean accounting.
Lean accounting merupakan sebuah pendekatan yang khusus dirancang untuk mendukung dan mendorong penerapan lean manufacturing. Lean accounting menyajikan informasi biaya yang lebih aktual, karena unsur alokasi telah diminimalisasikan akibat digunakannya metode value stream (VS) dalam menentukan cost. Dari sisi kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak ekstern, lean accounting juga tetap menjaga kesesuaian dengan PABU dan IAS.

Daftar Pustaka




Penulis : Christopher Lie (3203013069)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar