Minggu, 23 November 2014

“Supply Chain Management Sebagai Penentu Keberhasilan Sebuah Perusahaan”

Sumber : www. wikipedia. org dan Jurnal Denny Utomo

            Perekonomian yang semakin berkembang dan maju, mau tidak mau mendorong perusahaan untuk mengikuti arus perkembangan yang ada. Apalagi, rencana pemerintah yang akan dilaksanakan tahun depan yaitu menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia. Hal ini dikarenakan MEA membuka peluang yang cukup besar untuk masuknya beberapa perusahaan dari luar negeri.
Beberapa perusahaan mungkin mampu bertahan dalam menghadapi perusahaan-perusahaan dari luar negeri, bahkan mungkin ada perusahaan yang semakin berkembang bahkan berhasil menjadi pemimpin perekonomian ASEAN. Namun, bagaimana dengan perusahaan yang tidak mampu bersaing? Perusahaan yang berskala kecil bahkan perusahaanberskala besar pun yang tidak didukung oleh manajemen yang baik,akan tersingkir. Hal ini tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi perusahaan untuk memperbaiki kualitas manajemennya.
Terdapat beberapa manajemen yang dapat dilakukanoleh perusahaan seperti mulai melakukan manajemen pada keuangan, kualitas, hubungan pelanggan, bahkan sumber daya manusia perusahaan. Namun, terkadang perusahaan melupakan aspek penting dalam aktivitas manajemen yang juga merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan yaitu manajemen rantai pasokan.
Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management) dapat diartikan sebagai intergrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
Tujuan dari Supply Chain Management (SCM) ini adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Terdapat beberapa pemain utama dalam supply chain yang merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, diantaranya (1) supplies, (2) manufactures, (3) distributions, (4) retail outlet, dan (5) customer.
Melalui Supply Chain Management, perusahaan tidak hanya memilih pemasok berdasarkan harga murah saja, tetapi perusahaan akan memilih pemasok yang dapat menyediakan barang yang benar-benar berkualitas sesuai jumlah pesanan dalam waktu yang tepat. Hal ini juga pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi para pemasok untuk memperbaiki kualitasnya.
Sebagai permulaan, perusahaan dapat menggunakan beberapa pemasok untuk menentukan pemasok mana yang paling efektif hingga akhirnya perusahaan dapat memilih satu pemasok yang memiliki kinerja paling baik dan menjalin hubungan baik dengan pemasok tersebut.
Di dalam Supply Chain Management, terjadi beberapa arus perpindahan seperti material, informasi, dan keuangan. Arus material meliputi bahan-bahan mulai dari pemasok hingga produk akhir yang dikirim ke konsumen. Arus informasi meliputi peramalan permintaan, informasi pesanan, bahkan informasi jumlah persediaan perusaahaan. Berikutnya arus keuangan yang dapat meliputi syarat-syarat kredit dan jadwal serta jumlah pembayaran.
            Menurut Turban (2004), terdapat 3 komponen dalam SCM yaitu (1) Upstream Supply Chain (meliputi hubungan perusahaan dengan pemasoknya), (2) Internal Supply Chain (meliputi aktivitas perusahaan mulai dari barang masuk di perusahaan hingga barang selesai diproses), dan (3) Downstream Supply Chain (meliputi pengantaran produk ke konsumen akhir).
Dengan menjalankan Supply Chain Management perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat seperti penyesuaianproduk, mutu tinggi, pengurangan biaya, dan
kecepatan distribusi, laba dan keuntungan yang semakin tinggi, serta perkembangan perusahaan yang pesat.
Namun, untuk memperoleh manfaat di atas terdapat beberapa permasalahan yang harus dihadapi manajer, antara lain :
1.      Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat gudang dan pelanggan.
2.    Strategi distribusi.
3.        Informasi mengenai harga perkiraan, inventaris dan transportasi.
4.        Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
5.      Mengatur syarat pembayaran      
6.      Kondisi fasilitas transportasi baik umum maupun perusahaan
7.      Jalan yang menjadi jalur distribusi

Aktivitas dalam Supply Chain Management dibagi menjadi 3 bagian yaitu strategis yang berhubungan dengan rencana yang akan dilaksanakan perusahaan, taktis yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk mencapai rencana strategis, dan operasional yang berhubungan dengan pelaksanaan operasional sehari-hari perusahaan.
Keberhasilan Supply Chain Management sebenarnya dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya analisis Structural Equation Modelling. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Agroindustri penghasil mangga arumanis diperoleh hasil bahwa koefisisen pengaruh Faktor Keberhasilan Supply Chain Management (FKSCM) terhadap proses produksi adalah sebesar 0,809, serta memiliki tingkat signifikansi dengan p-value sebesar 0,000 (jauh dibawah 0,05). Hal tersebut berarti proses produksi sangat dipengaruhi oleh faktor keberhasilan Supply Chain Management.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa saat ini Supply Chain Management menjadi hal baru yang sedang diupayakan oleh perusahaan-perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif melalui aktivitas strategis, taktis, dan operasional perusahaan. Dengan Supply Chain Management, perusahaan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat waktu,  namun perusahaan juga dapat memberikan barang yang berkualitas bagi pelanggan tanpa mengakibatkan biaya penyimpanan dan produksi yang terlalu tinggi. Selain itu, SCM juga membuat hubungan perusahaan dengan berbagai mitranya, khususnya pemasok menjadi dekat. Sehingga, akan memberikan keuntungan dan nilai tersendiri bagi perusahaan, serta pada akhirnya membuat suatu perusahaan dapat bersaing dengan para kompetitornya.

Penulis : Della Anggraini 3203013085 /D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar